Selasa, 14 Mei 2013

Komunikasi Politik :: Pilkada Kabupaten Pasuruan



Pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Pasuruan adalah Irsyad Yusuf SE dan Riang Kulup Prayudha (Satria), mereka ungul jauh dari pasanan lain dengan prosentase perolehan suara mencapai 41,47 %. Pasangan yang diusung partai PKB dan Demokrat ini menang di 23 Kecamatan dari 24 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pasuruan.
Strategi yang digunakan adalah memberdayakan semua potensi yang meliputi kader partai, konsituen, pemilih pemula, ormas-ormas seperti NU & badan otonomnya, PAMI (persatuan artis melayu Indonesia), insan pendidikan, kesehatan, guru, dan lain sebagainya.
Slogan yang digunakan adalah “Bekerja Untuk Rakyat”
Saluran yang digunakan adalah media cetak, elektronik, dan terapan, diantaranya adalah:
ü  Media Cetak :
-          Koran (Radar Bromo Jawa Pos, Surya)
-          Kalender
ü  Media Elektronik :
-          Radio (Suara Pasuruan FM)
-          Televisi (TV9 & JTV)
ü  Media Terapan :
-          Baliho
-          Sticker
ü  Lain-lain :
-          Kaos
-          Gelas
Sasarannya adalah seluruh elemen masyarakat Kabupaten Pasuruan (basis yang besar adalah kaum perempuan)
Isu Politiknya adalah Irsyad Yusuf merupakan Politikus bersih dan jujur.

Bussines Plan Sederhana

a.       Latarbelakang Masalah
Kerjasama anatara orangtua dengan pihak konveksi yang terjalin cukup lama memunculkan ide untuk melanjutkan kembali kerjasama tersebut. Kerjasama tersebut berbentuk perdagangan seragam diberbagai macam sekolah. Menjalankan bisnis ini tidak luput dari terkendalanya biaya yang dibutuhkan seandainya memulai bisnis ini dari nol. Oleh karena itu bentuk kerjasama merupakan jalan yang cukup bagus untuk memulai berbisnis.  Bisnis ini sebetulnya sudah cukup lama berkembang didaerah kami, tetapi dengan cara yang berbeda mungkin bisa membuahkan hasil yang baik.
Bisnis seragam merupakan kategori bisnis yang tidak setiap hari berjalan, namun setiap kali ada order-an seragam bisa membuahkan hasil yang besar. Bisnis seragam memiliki peluang yang cukup bagus dikarenakan pasarnya pasti. Dalam artian setiap musim sekolah-sekolah pasti membutuhkan pergantian seragam. Seragam resmi bukan satu-satunya jenis pakaian yang kami tawarkan, melainkan ada produk lain yang juga berpotensi untuk lebih berkembang seperti halnya kaos, jamper, PDH/PDL, dan lain sebagainya.
b.      Produk
Kami memberikan label bisnis ini dengan nama “Konveksi Q-ta”. Dalam bisinis yang kami jalankan ini tentunya memiliki keunggulan, diantaranya yakni seragam yang kami tawarkan kepada pihak sekolah tidak melulu dari contoh yang kita berikan, namun mereka (pihak sekolah) juga dapat memberikan usul desain sesuai yang dengan apa yang diharapkan, harga relatif terjangkau tanpa mengurangi kualitas bahan yang digunakan. Visi kami dalam menjalankan bisnis ini adalah mensejahterakan hidup orang banyak (keluarga & karyawan). Misi kami adalah berusaha seoptimal mungkin untuk menjadi lebih maju.
Macam-macam produk yang kami jalankan adalah :
1.      Seragam (sekolah,TPQ, TK, PAUD, dsb).
2.      Busana Muslim
3.      PDH (Pakaian Dinas Harian) dan PDL (Pakaian Dinas Lapangan) beserta bordir.
4.      Jamper dan kaos komunitas
5.      Dan sejenisnya.

c.       Kondisi Pasar & Strategi Pemasaran
Pasar dari bisnis seragam ini cukup bagus, karena meskipun beberapa lembaga sudah memiliki perjanjian atau ikatan dengan pihak lain yang mengharuskan membeli seragam dari pihak tersebut, namun dengan pendekatan dan presentasi yang tertata rapi kami yakin dapat menarik  hati para konsumen. Disamping itu harga yang kami tawarkan tentunya mampu bersaing dengan pelaku bisnis yang lain, dan juga tu harga yang kami tawarkan tentunya mampu bersaing dengan up orang banyakmemulai bisnis ini dari nol.kami menerapkan strategi door  to door, yakni mengunjungi setiap lembaga untuk menawarkan produk yang kami bawa, dengan menyajikan presentasi (penjelasan secukupnya) yang sudah kami persiapkan.
Startegi pemasaran “Konveksi Q-ta” adalah untuk mengenalkan barang kami sehingga dapat mendorong pembelian melalui segaala macam promosi yang kami lakukan :
1.      Menyebarkan pesan pribadi melalui jejaring sosial (facebook, bbm, tokobagus.com, twitter, dan sebagainya).
2.      Menyebarkan brosur kartu nama “Konveksi Q-ta”
3.      Mengunjungi beberapa lembaga/instansi (TK, TPQ, PAUD, dsb)

d.      Strategi Pengembangan dimasa yang akan datang
Pada masa yang akan datang kami berharap dapat mendirikan sebuah agen resmi yang melayani berbagai macam hal terkait jual beli. Dimulai dengan menawarkan barang sesuai dengan kemampuan kami, diharapkan ini menjadi langkah awal untuk membangun kerajaan bisnis pada masa yang akan datang.

Senin, 21 Januari 2013

UAS Metode Penelitian Kualitatif


Dosen Pengampu : Drs. Hadi Ismanto, M.Si.
M. Hasyim Asy'ari 
102022000017
FISIP ; Manajemen Komunikasi
Pagi
1.    a. Dilihat dari Paradigma penelitian, penelitian kuantitatif bersifat deduktif, yaitu pada ranah abstrak merupakan telaah teoritis, penalaran, perenungan, dan pengalaman untuk mengukur konsep dan menguji dalil atau teori pada ranah empirik. Sebaliknya penelitian  kualitatif bersifat induktif, yaitu pada ranah empirik melakukan pengamatan terhadap fakta atau peristiwa untuk membentuk dan  memodifikasi dalil serta menata dalil menjadi teori pada ranah abstrak. Secara lebih sederhana Yunus (2009) membedakan bahwa penelitian berparadigma kualitatif menekankan pada proses, sedangkan penelitian berparadigma kuantitatif menekankan pada produk.
b. Jika dilihat dari permasalahan penelitian, maka penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeratan korelasi atau asosiasi antar variabel atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran. Sedangkan Penelitian Kualitatif akan menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna berupa konsep yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
c.  Metode penelitian Kuantitatif, desainnya ditentukan secara mantap sejak awal, spesifik, jelas, dan terperinci, serta menjadi pegangan tahap selanjutnya. Sedangkan Metode Penelitian Kualitatif desainnya lebih fleksibel, dapat berkembang dan muncul dalam proses penelitian, serta bersifat umum.
d.   Jika dilihat dari segi hipotesis maka penelitian kuantitatif akan merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih. Berbeda halnya dengan penelitian kualitatif karena jika menggunakan Penelitian Kualitatif kita bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian dibuktikan melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
e.    Dalam proses penelitiannya Metode Penelitian Kuantitatif dan Metode Penelitian Kualitatif memiliki perbedaan, yakni :
-          Kuantitatif : Menentukan masalah, merumuskan masalah, menetukan konsep dan teori dari para ahli yang relevan, pengajuan hipotesis, menemukan asumsi terhadap hubungan antar variabel, menyusun instrumen penelitian dan menentukan metode atau strategi pendekatan. Setelah ditentukan strateginya lalu penemuan yang berupa data dikumpulkan kemudian dibuat kesimpulan.
-          Kualitatif : Tahap pertama adalah deskripsi, dalam tahap ini peneliti mulai memasuki situasi sosial yang terdapat tempat, responden/informan, dan aktivitas. Tahap kedua adalah Reduksi, dalam tahap ini peneliti menentukan fokus penelitian yaitu memilih diantara hal yang telah dideskripsikan. Selanjutnya tahap ketiga adalah Seleksi, dalam tahap ini peneliti mengurai fokus yang telah dipilih menjadi komponen-komponen yang lebih rinci dan mendalam.
f.     Dalam hal prosedur pengambilan sampel, penelitian kuantitatif sejauh mungkin dikontrol oleh sampel teoritis dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak mungkin untuk digunakan sebagai pertimbangan. Sedangkan penelitian kualitatif pengambilan sampel dilakukan dalam jumlah ‘kecil’, dan tidak harus representatid; sampel dimaksudkan untuk mengarah kepada pemahaman secara mendalam.
g.    Instrumen penelitian Kuantitatif adalah : Angket, tes, dan wawancara terstruktur. Sedangkan instrumen penelitian Kualitatif adalah : Peneliti sebagai instrumen, buku catatan, rekaman, handycam dan sebagainya.
h.    Jika dilihat dari teknik pengumpulan data, maka penelitian kuantitatif mengumpulkan data melalui kuisioner, observasi, dan wawancara terstruktur. Sedangkan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam, dokumentasi, triangulasi, dan pengamatan partisipan.
i.      Dan jika dilihat dari segi analisis data maka penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik. Lain halnya dengan penelitian kualitatif dimana analisis data dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.

2.    Perspektif Emic adalah memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan/sumber data. Lalu Perspektif Etic adalah kebalikan dari perspektif Emic yakni memperoleh data “sebagaimana seharusnya” sesuai dengan apa yang difikirkan oleh peneliti, bukan partisipan atau sumber data.
3.    a. Penyebab bias pada hasil penelitian adalah adanya pemilihan sampel yang tidak representatif atau informan yang tidak berkompeten dalam atau pada bidang kajian yang diteliti.
b. Untuk meminimalisir bias pada hasil penelitian maka ada prosedur yang perlu dijalankan, yakni duplikasi independen dan konfirmasi oleh pihak lain dan persyaratan untuk publikasi dalam jurnal ilmiah tinjau sejawat (peer-review). Duplikasi independen berarti dua atau lebih ilmuan dari lembaga berbeda menyelidiki pertanyaan yang sama. Apabila mereka memperoleh hasil yang sama, kemungkinan memang tidak ada bias. Jurnal tinjau sejawat adalah jurnal yang menerbitkan artikel-artikel hanya setelah artikel tersebut diperiksa mutunya oleh beberapa pakar dan ilmuan yang diyakini objektif dari berbagai lembaga.
c. Ada beberapa langkah yang lazim digunakan untuk melakukan uji vaiditas data dalam penelitian kualitatif, yakni :
-       Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Hal ini bertujuan untuk: a) membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks; b) membatasi kekeliruan (bisa) peneliti; c) mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat. Dengan adanya perpanjangan keikutsertaan peneliti memungkinkan peningkatan derajad kepercayaan data yang dikumpulkan.
-       Ketekunan atau keajegan pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tetaitif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengankata lain jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.
-       Trianggulasi
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainya. Terdapat enam macam trianggulasi yaitu: trianggulasi data, trianggulasi peneliti, trianggulasi metodologis, dan trianggulasi teoritis.
-       Pemeriksaan sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspose hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.
-       Uraian rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitianya sehingga uraianya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada focus penelitian.

4.    a. Pendekatan Interpretatif adalah model pendekatan yang sering menggunakan observasi partisipasi dan penelitian lapangan dalam pengumpulan datanya. Metode ini mensyaratkan si peneliti untuk ikut terlibat secara penuh pada objek penelitiannya. Secara umum pendekatan interpretatif merupakan analisis sistematik mengenai makna aktivitas sosial yang mengacu pada observasi secara detail dalam seting “alami” untuk mendapatkan pemahaman dan interpretasi, bagaimana manusia menciptakan dan memelihara dunia sosialnya / masyarakatnya.
b. Pendekatan Naturalistik berarti penelitian terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsinya secara alami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional.karena peneliti tidak berusaha memanipulasi atau bahkan menyimulasi suasan penelitian. Hal yang dikaji adalah situasi dunia nyata sebagaimana terjadi secara wajar. Peneliti sedapat-dapatnya tidak mengusik ataupun mengontrol. Ia bersikap terbuka  terhadap apa saja yang muncul. Tidak ada kendala-kendala yang telah ditentukan dari awal terhadap hasil yang diharapkan.
c. Interaksionisme simbolik adalah pendekatan teoritis dalam memahami hubungan antara manusia dan masyarakat. Ide dasar teori interaksionisme simbolik adalah bahwa tindakan dan interaksi manusia hanya dapat dipahami melalui pertukaran symbol atau komunikasi yang sarat makna.
d. Etnometodologi berasal dari tiga kata Yunani, Etnos yang berarti orang, Metodos yang berarti metode, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah etnometodologi adalah sebuah studi atau ilmu tentang metode yang digunakan oleh orang awam atau masyarakat biasa untuk menciptakan perasaan keteraturan atau keseimbangan didalam situasi dimana mereka berinteraksi. Etnometodologi merupakan kumpulan pengetahuan berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur dan pertimbangan (metode) yang dengannya masyarakat biasa dapat memahami, mencari tahu, dan bertindak berdasarkan situasi dimana mereka menemukan dirinya sendiri (Heritage, 1984:4).
e. Grounded Research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan dari fakta dan menggunakan analisis perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data analisis data berjalan pada waktu yang bersamaan. Ciri grounded research adalah menggunakan data sebagai sumber teori, sehingga teori yang dibangun berdasarkan logika tidak ada tempatnya. Tujuan grounded research adalah untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori.