Dosen Pengampu : Drs. Hadi Ismanto, M.Si.
M. Hasyim Asy'ari
102022000017
FISIP ; Manajemen Komunikasi
Pagi
1.
a. Dilihat
dari Paradigma penelitian, penelitian kuantitatif bersifat deduktif, yaitu pada
ranah abstrak merupakan telaah teoritis, penalaran, perenungan, dan pengalaman
untuk mengukur konsep dan menguji dalil atau teori pada ranah empirik.
Sebaliknya penelitian kualitatif
bersifat induktif, yaitu pada ranah empirik melakukan pengamatan terhadap fakta
atau peristiwa untuk membentuk dan
memodifikasi dalil serta menata dalil menjadi teori pada ranah abstrak.
Secara lebih sederhana Yunus (2009) membedakan bahwa penelitian berparadigma
kualitatif menekankan pada proses, sedangkan penelitian berparadigma
kuantitatif menekankan pada produk.
b. Jika
dilihat dari permasalahan penelitian, maka penelitian kuantitatif menanyakan
atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeratan korelasi atau asosiasi antar
variabel atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran. Sedangkan Penelitian
Kualitatif akan menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna berupa konsep
yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
c. Metode
penelitian Kuantitatif, desainnya ditentukan secara mantap sejak awal,
spesifik, jelas, dan terperinci, serta menjadi pegangan tahap selanjutnya.
Sedangkan Metode Penelitian Kualitatif desainnya lebih fleksibel, dapat berkembang
dan muncul dalam proses penelitian, serta bersifat umum.
d.
Jika dilihat dari segi hipotesis maka
penelitian kuantitatif akan merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari
teori relevan yang telah dipilih. Berbeda halnya dengan penelitian kualitatif karena
jika menggunakan Penelitian Kualitatif kita bisa menggunakan hipotesis dan bisa
tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian
data, kemudian dibuktikan melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
e.
Dalam proses penelitiannya Metode Penelitian
Kuantitatif dan Metode Penelitian Kualitatif memiliki perbedaan, yakni :
-
Kuantitatif : Menentukan masalah, merumuskan
masalah, menetukan konsep dan teori dari para ahli yang relevan, pengajuan
hipotesis, menemukan asumsi terhadap hubungan antar variabel, menyusun instrumen penelitian dan menentukan metode atau strategi
pendekatan. Setelah ditentukan strateginya lalu penemuan yang berupa data
dikumpulkan kemudian dibuat kesimpulan.
-
Kualitatif : Tahap pertama adalah deskripsi, dalam tahap ini peneliti mulai
memasuki situasi sosial yang terdapat tempat, responden/informan, dan aktivitas.
Tahap kedua adalah Reduksi, dalam tahap ini peneliti menentukan fokus
penelitian yaitu memilih diantara hal yang telah dideskripsikan. Selanjutnya
tahap ketiga adalah Seleksi, dalam tahap ini peneliti mengurai fokus yang telah
dipilih menjadi komponen-komponen yang lebih rinci dan mendalam.
f. Dalam hal prosedur
pengambilan sampel, penelitian kuantitatif sejauh
mungkin dikontrol oleh sampel
teoritis dan pengambilan sampel dilakukan
sebanyak mungkin untuk digunakan sebagai pertimbangan. Sedangkan penelitian kualitatif pengambilan sampel dilakukan dalam jumlah
‘kecil’, dan tidak harus representatid; sampel dimaksudkan untuk mengarah
kepada pemahaman secara mendalam.
g. Instrumen penelitian Kuantitatif adalah : Angket, tes, dan wawancara
terstruktur. Sedangkan instrumen penelitian Kualitatif adalah : Peneliti
sebagai instrumen, buku catatan, rekaman, handycam dan sebagainya.
h. Jika dilihat dari teknik pengumpulan data, maka penelitian kuantitatif
mengumpulkan data melalui kuisioner, observasi, dan wawancara terstruktur.
Sedangkan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam, dokumentasi,
triangulasi, dan pengamatan partisipan.
i.
Dan jika
dilihat dari segi analisis data maka penelitian kuantitatif dilakukan di akhir
pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik. Lain halnya dengan
penelitian kualitatif dimana analisis data dilakukan sejak awal turun ke lokasi
melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi,
mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
2. Perspektif Emic adalah memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan
apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang
terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh
partisipan/sumber data. Lalu Perspektif Etic adalah kebalikan
dari perspektif Emic yakni memperoleh data “sebagaimana seharusnya” sesuai
dengan apa yang difikirkan oleh peneliti, bukan partisipan atau sumber data.
3.
a. Penyebab bias pada hasil penelitian adalah adanya pemilihan sampel yang tidak
representatif atau informan yang tidak berkompeten dalam atau pada bidang
kajian yang diteliti.
b. Untuk meminimalisir bias pada hasil penelitian maka
ada prosedur yang perlu
dijalankan, yakni duplikasi independen dan konfirmasi oleh pihak lain
dan persyaratan untuk publikasi dalam jurnal ilmiah tinjau sejawat
(peer-review). Duplikasi independen
berarti dua atau lebih ilmuan dari lembaga berbeda menyelidiki pertanyaan yang
sama. Apabila mereka memperoleh hasil yang sama, kemungkinan memang tidak ada
bias. Jurnal tinjau sejawat
adalah jurnal yang menerbitkan artikel-artikel hanya setelah artikel tersebut
diperiksa mutunya oleh beberapa pakar dan ilmuan yang diyakini objektif dari
berbagai lembaga.
c. Ada beberapa langkah yang lazim digunakan untuk melakukan
uji vaiditas data dalam penelitian kualitatif, yakni :
- Perpanjangan
keikutsertaan
Perpanjangan
keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan
pengumpulan data tercapai. Hal ini bertujuan untuk: a) membatasi gangguan dari
dampak peneliti pada konteks; b) membatasi kekeliruan (bisa) peneliti; c)
mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau
pengaruh sesaat. Dengan adanya perpanjangan keikutsertaan peneliti memungkinkan
peningkatan derajad kepercayaan data yang dikumpulkan.
- Ketekunan atau
keajegan pengamatan
Keajegan
pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara
dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tetaitif. Mencari suatu
usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan
apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Dengankata lain jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka
ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.
- Trianggulasi
Trianggulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan
melalui sumber lainya. Terdapat enam macam trianggulasi yaitu: trianggulasi
data, trianggulasi peneliti, trianggulasi metodologis, dan trianggulasi
teoritis.
- Pemeriksaan
sejawat
Teknik ini
dilakukan dengan cara mengekspose hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini
mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan
data.
- Uraian rinci
Teknik ini
menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitianya sehingga uraianya itu
dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat
penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada focus
penelitian.
4.
a. Pendekatan
Interpretatif adalah model pendekatan yang sering menggunakan observasi partisipasi
dan penelitian lapangan dalam pengumpulan datanya. Metode ini mensyaratkan si
peneliti untuk ikut terlibat secara penuh pada objek penelitiannya. Secara umum
pendekatan interpretatif merupakan
analisis sistematik mengenai makna aktivitas sosial yang mengacu pada observasi secara detail dalam seting “alami”
untuk mendapatkan pemahaman dan interpretasi, bagaimana manusia menciptakan dan
memelihara dunia sosialnya / masyarakatnya.
b. Pendekatan Naturalistik berarti penelitian terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam
situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada
deskripsinya secara alami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks
sosial dan institusional.karena peneliti tidak berusaha memanipulasi atau
bahkan menyimulasi suasan penelitian. Hal
yang dikaji adalah situasi dunia nyata sebagaimana terjadi secara wajar.
Peneliti sedapat-dapatnya tidak mengusik ataupun mengontrol. Ia bersikap
terbuka terhadap apa saja yang muncul. Tidak ada kendala-kendala yang
telah ditentukan dari awal terhadap hasil yang diharapkan.
c. Interaksionisme simbolik adalah
pendekatan teoritis dalam memahami hubungan antara manusia dan masyarakat. Ide
dasar teori interaksionisme simbolik adalah bahwa tindakan dan interaksi
manusia hanya dapat dipahami melalui pertukaran symbol atau komunikasi yang
sarat makna.
d. Etnometodologi berasal dari tiga kata Yunani, Etnos yang
berarti orang, Metodos yang berarti metode, dan Logos yang
berarti ilmu. Jadi secara harfiah etnometodologi adalah sebuah studi atau ilmu
tentang metode yang digunakan oleh orang awam atau masyarakat biasa untuk
menciptakan perasaan keteraturan atau keseimbangan didalam situasi dimana
mereka berinteraksi. Etnometodologi
merupakan kumpulan pengetahuan berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur
dan pertimbangan (metode) yang dengannya masyarakat biasa dapat memahami,
mencari tahu, dan bertindak berdasarkan situasi dimana mereka menemukan dirinya
sendiri (Heritage, 1984:4).
e. Grounded Research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan
dari fakta dan menggunakan analisis perbandingan
bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep,
membuktikan teori dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data analisis data
berjalan pada waktu yang bersamaan. Ciri grounded research adalah menggunakan data
sebagai sumber teori, sehingga teori yang dibangun berdasarkan logika tidak ada
tempatnya. Tujuan grounded research adalah untuk
mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori
dan mengembangkan teori.